Event, Rekomendasi, Uncategorized, what's new

TOP 5 MERCHANDISE PEMILU 2024

Awal 2024 tepatnya pada Februari rakyat Indonesia akan merayakan pesta demokrasi guna memilih presiden dan DPR untuk periode 5 tahun ke depan. Menjelang hari pemungutan suara, banyak para capres dan caleg yang turun langsung ke lapangan untuk memperkenalkan diri, visi dan misinya untuk Indonesia. Hal ini berguna juga bagi mereka untuk mempromosikan diri mereka agar masyarakat dapat mengenal mereka.


Walaupun pemilu kali ini lebih memiliki banyak polemik, karena pemilu kali ini memiliki 3 calon presiden dan calon wakil presiden, sehingga mereka saling menguatkan posisi dan menjatuhkan kubu lain agar terlihat lebih unggul. hal ini termasuk hal yang biasa dalam dunia persaingan yang ketat.

Tapi memang polemik tahun ini sangat beragam, dengan sosial media yang terus berkembang semakin besar. Penyebaran informasi semakin banyak dilakukan, bahkan sosial media juga menjadi tempat kampanye bagi para calon presiden untuk menjangkau orang-orang lebih luas. Sayangnya, beberapa mungkin mendapat paparan negatif dari konten-konten tersebut, sehingga cukup banyak yang terpecah belah hanya karena memiliki pilihan yang berbeda.

Sebenarnya, apa saja polemik yang banyak terjadi di pemilu Indonesia ini?

Polemik Pemilu 2024

1. Politik Identitas

Untuk polemik politik identitas dan polarisasi ini melekat pada calon presiden dengan nomor urut 01, yakni Anies Baswedan dan Cak Imin. Penyebab dari hal ini karena pencalonan dirinya pada Pilkada pemilihan Gubernur pada tahun 2017 di DKI Jakarta. Karena kala itu, rivalnya dalam pemilihan gubernur adalah Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok. Saat masa-masa kampanye, polarisasi terjadi. Apalagi Anies dan Ahok kala itu memiliki latar agama yang berbeda, sehingga pemilihan gubernur kali ini banyak menyinggung dari aspek agama. Tak lama setelah itu, saat masa-masa kampanye video potongan Ahok menyebutkan ayat Al-qur’an tersebar di sosial media dan menjadikan senjata baru. Komunitas agama islam beramai-ramai kumpul di salah satu titik di Jakarta meminta keadilan mereka yang menganggap bahwa kubu Ahok telah melakukan penistaan pada agama islam. Saat itu, politik identitas tidak terelakkan, masyarakat jakarta saat itu saling menyerang satu sama lain membawa atas nama agama. Tak sedikit juga yang beranggapan bahwa Anies memenangkan Pilkada kali ini karena dia berhasil memecah belah dengan melakukan politik identitas.

Namun,dilansir dari cnnindonesia.com, Anies mengakui bahwa ada politik identitas saat itu. Namun, ia menyebut hal itu dilakukan pendukung, bukan para calon. Dia pun mengklaim pendukung calon yang menjadi rivalnya di Pilkada DKI kala itu pun mengangkat isu identitas. Untuk pemilu kali ini, ia tidak takut sama sekali akan label politik identitas yang akan orang-orang berikan kepada dirinya. Karena ia sudah meyakini bahwa ia bersikap netral selama ini dan bersifat cukup adil.

2. Politik Dinasti

Untuk polemik satu ini melekat pada kubu 02 yakni pasangan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka. Dengan menjadinya Gibran sebagai calon wakil presiden Prabowo Subianto sangat menggemparkan publik. Bukan tanpa alasan, apalagi Gibran yang menjabat sebagai walikota Solo, ia merupakan putra pertama dari presiden Indonesia Joko Widodo yang sedang menjabat saat ini.

Proses Gibran bisa naik menjadi calon wakil presiden pun cukup rumit. Dimana ada peraturan khusus mengenai batas usia minimal untuk daftar maju ke jenjang tersebut. Namun, ada beberapa pihak yang meminta MK (Mahkamah Konstitusi) untuk mengkaji ulang dan menurunkan batas minimal usia cawapres. Saat itu batas minimal usia berhasil turun dan Gibran bisa resmi mendaftarkan diri. Lantas hal ini cukup membuat publik heboh, apalagi ketika mengetahui keterlibatan paman Gibran dalam proses pengambilan keputusan. Ungkapan ‘politik dinasti’, ‘politik keluarga’, ‘mahkamah keluarga’ terus ramai di sosial media.

Namun, beberapa fakta juga terkuak bahwa ternyata Walikota Solo ini menjadi idaman oleh paslon 01 dan 03 untuk cawapres mereka. Dari 9 hakim, 5 dari mereka menyetujui batas usia yang lebih untuk cawapres jauh lebih muda. Jadi bukan hanya dari sang paman, tapi hakim lainnya setuju atas gagasan ini.

Sebagai bentuk perlawanan, pihak 02 juga mengatakan bahwa politik dinasti tidak akan terjadi pada pemilu kali ini. Karena masyarakat masih bebas untuk memilih calon presiden mereka secara demokrasi dan transparan, tidak ada paksaan dari pihak manapun. Apalagi pemilihan kali ini masyarakat masih bisa memilih langsung , jadi sekalipun mereka memajukkan Gibran, rakyat masih punya pilihan apakah ingin memilih mereka atau tidak.

3. Petugas Partai

Polemik ketiga datang dari kubu 03 yakni Ganjar Pranowo dan Mahfud MD. Partai yang sudah mendominasi pemerintahan Indonesia selama 2 periode, yakni PDIP mengajukan mantan Gubernur Jawa Tengah ini sebagai calon mereka. Ganjar sendiri sudah memiliki pengalaman memimpin Jawa Tengah untuk 2 periode. Hal itu juga membuat dirinya sebagai tokoh politik dari PDIP yang cukup populer.

Sayangnya predikat ‘petugas partai’ cukup kuat pada dirinya. Bukan tanpa alasan, hal ini pernah tersampaikan langsung oleh ketua umum partai tersebut yakni Megawati Soekarno Putri saat acara PDIP beberapa waktu silam. Ia menyebutkan bahwa presiden tidak boleh lupa bahwa ia hanya petugas partai. Tentu ucapan beliau cukup melekat pada ingatan masyarakat dan banyak yang menyayangkan kenyataan bahwa selama ini apapun kebijakan yang presiden ambil berarti tidak salah dan tidak bukan merupakan arahan dari partai. Oleh sebab itu beberapa cuitan di sosial media menyebutkan untuk tidak memilih presiden yang hanya bertugas untuk kepentingan partai.

Namun, narasi negatif ini terkalahkan dengan beberapa bukti bahwa presiden dan petugas partai adalah dua hal yang berbeda. Namun, tujuannya tetap untuk kebaikan bangsa.

 Nah, polemik lainnya juga cukup banyak. Namun, yang sangat ramai pada sosial media adalah 3 polemik tersebut. Walaupun begitu, proses kampanye masih terus berlanjut dengan seperti biasa. Para paslon boleh untuk turun langsung ke daerah-daerah dan mempromosikan diri mereka hingga masa tenang pemilu yakni 11-13 Februari 2024.

Tapi, tak hanya capres dan cawapres yang turun ke lapangan langsung lho! Para caleg DPR, DPD dan dPR RI juga boleh untuk berkampanye langsung ke lapangan. Hal ini merupakan cara mereka memperkenalkan diri ke masyarakat, para tokoh politik ini memiliki ciri khas sendiri, mereka punya merchandise yang akan mereka bagikan ke orang-orang sebagai kenang-kenangan untuk mereka dan agar lebih mudah bagi masyarakat mengingat nama mereka.

Apa saja Merchandise yang caleg bagikan ya?

Top 5 Merchandise Pemilu

1. Mug Custom

Barang satu ini cukup jadi incaran para caleg untuk membagikan merchandise ke banyak orang, barang ini sangat bermanfaat untuk jangka waktu yang lama. Pada bagian badan mug biasanya caleg custom dengan wajah caleg, nomor urut dan nama para caleg

2. Gantungan Kunci

Selain unik, merchandise satu ini cukup ramah di kantong, jadi banyak para caleg yang menggunakan barang satu ini untuk disisipkan sebagai merchandise dalam goodie bag mereka.

3. Kaos

Kaos Partai ini memang pasti melekat sekali dengan pemilu baik di tahun ini maupun tahun-tahun sebelumnya. Memberikan kaos ke masyarakat adalah hal yang lumrah dan wajib bagi para caleg ataupun paslon guna memperkenalkan diri mereka ke khalayak publik.

Contoh, salah satu orang menggunakan kaos berisikan nama mereka. Kemudian ia beraktivitas menggunakan kaos tersebut, bertemu banyak orang sehingga orang-orang banyak yang melihat nama tersebut dan secara tidak langsung dapat menstimulasi otak untuk menghafal namanya. Hal ini lah yang menjadikan para caleg dan paslon tertarik untuk menggunakan merchandise kaos terus menerus.

4. Kalender

Meskipun tahun 2024 sudah berjalan. Namun, pemilihan kalender sebagai merchandise masih cukup sering caleg bagikan. beberapa masyarakat juga masih tertarik pada kalender, walaupun harganya terbilang murah. Namun, jika ada yang gratis, mengapa mereka harus membeli? Belum lagi biasanya setiap ruangan rumah harus memiliki kalender sendiri agar lebih memudahkan. Sehingga kalender masih menjadi salah satu merchandise pilihan mereka.

5. Pin

Barang kecil satu ini juga cukup sering kamu temukan pada goodie bag, karena cukup unik, kecil dan murah. Pin ini banyak caleg pesan untuk membagikan kepada rakyat. Bahkan, terkadang menjadi barang wajib yang pendukung gunakan saat akan hadir pada kampanye dan menjadikan identitas mereka dari pendukung paslon mana.

Indonesia sendiri merupakan negara demokratis, pemimpinnya masyarakat langsung yang memilih, bukan dengan sistem turun-temurun dan sebagainya. Oleh sebab itu, untuk semua masyarakat Indonesia yang memiliki hak pilih. Jangan lupa untuk gunakan hak pilihmu dengan baik dan benar, jangan sampai hak suaramu menjadi manfaat yang burukoleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab di luar sana, suaramu menentukan 5 tahun ke depan nasib bangsa Indonesia.

Untuk kalian yang maju dalam pencalonan anggota parlemen, jangan lupa juga akan visi-misi dan janji yang kalian ucapkan saat kampanye. Wujudkan hukum yang adil dan sejahtera bagi seluruh rakyat Indonesia tanpa pandang bulu demi bangsa yang lebih maju.

Terakhir, jangan lupa untuk custom merchandise kalian bersama kami di Printlagi ya! Proses cepat dan harga super bersahabat.